hatimu masih juga tenggelam dalam kemarahan
meski jiwaku tak pernah lelah menebus kesalahan
Indah matahari tak lagi menyentuh hangat dinding hati
dan telah engkau biarkan membeku sedingin batu
Semakin tinggi semakin dalam luka kebencian
dan semakin terkunci kisi-kisi pintu hati
Tak ada lagi lembut kata sapa.. apalagi cinta
bagai bola api yang terlontar dari kedalaman ke-ego-an
my dear...
Bukalah pintu-pintu yang mengurung dan sembunyikan cinta dalam keterasingan
ingatlah jalan-jalan dalam semusim yang telah kita lalui
dengan segala perih yang tak mampu aku tata ke mana arah merobek luka
my dear...
Hidup ini berubah hanya dalam sekejap matamu berpaling
percayalah waktu akan membawa duka berpulang
menggugurkan semua yang telah di mekarkan musim
dan akan menyentuh lembut lukamu dengan keabadian
Tersenyumlah sayang, sekali saja di sisa akhir getirnya kisah
Agar jiwaku di peluk ketenangan.....
dan telah engkau biarkan membeku sedingin batu
Semakin tinggi semakin dalam luka kebencian
dan semakin terkunci kisi-kisi pintu hati
Tak ada lagi lembut kata sapa.. apalagi cinta
bagai bola api yang terlontar dari kedalaman ke-ego-an
my dear...
Bukalah pintu-pintu yang mengurung dan sembunyikan cinta dalam keterasingan
ingatlah jalan-jalan dalam semusim yang telah kita lalui
dengan segala perih yang tak mampu aku tata ke mana arah merobek luka
my dear...
Hidup ini berubah hanya dalam sekejap matamu berpaling
percayalah waktu akan membawa duka berpulang
menggugurkan semua yang telah di mekarkan musim
dan akan menyentuh lembut lukamu dengan keabadian
Tersenyumlah sayang, sekali saja di sisa akhir getirnya kisah
Agar jiwaku di peluk ketenangan.....
by:Roy Sinaga Uruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar